Usah persoalkan siapa kita dari kehadiran benih insan
kerdil berjiwa besar penuh tegar atau tokoh tersohor
segak berhemah tapi bisa sembunyikan riak
dan lagak hanya pada angguk dan senyum menebalkan
lumut keangkuhan kerana yang dinilai pada diri adalah
kuntum keikhlasan dan bersihnya amal serta berani
menepis kemungkaran setia menegak hak ~ cekal menimbus
lopak-lopak kecurangan, selagi mana yakin dan redha
bernaung di bawah payung mukmin, hulurkan tekad
sefahaman ~ kita padamkan jalur-jalur kegusaran
yang keliru lagi menyesatkan, ayuh pamirkan keazaman
dan keberanian menentang agenda laknat yang dahsyat
yang segaja membangkitkan lahar prasangka yang lebat
terbenam di damir kepalsuan.
Kemarin dulu mereka telah melakar peta kebencian
tanpa selindung terus menikam tajam ke rusuk nurani
hingga orang –orang kita jadi nanar dan resah seri wajah
selamba menyimpan debar dalam selimut getik yang asyik
selainnya tunduk dan taksub pada kata: kita ini siapa,
ah! tak apa, biarkan saja ~ kita boleh buat apa? Namun
sinisnya ejekan dengan halus menggigit lumat rasa kecintaan
hidup bagai dibius jarum kerakusan yang tak terleraikan!
Kita diaibkan satu demi satu
penghulu kita direndahkan martabatnya
janggut, serban dan nafsu serakahnya, yang aneh dicerca
bangsa sendiri di dada polimek terbuka, kini ayam togel
Denmark mencakar di Jyllands-Posten dan berkokok
membingitkan telinga, segaja menaikkan amarah kita:
karikatur wajah junjungan dicanang
seluruh benua ~ jelas biadap mempersenda.
Mujahid Islam bangkit dengan rentangan sepanduk protes,
tapi orang-orang kita asyik tergelak dan mencicip enak
roti panas di gerai mamak protes hebat prestasi bola sepak
serta rancak protes ABPBH atau tersentak pada harga minyak
melambung tinggi lalu protes setengah mati!
Selemah-lemah iman hanya mengutuk di hati,
tak mampu bersuara cuma sumpah seranah berjela
sekuat-kuat jiwa sebagai penyair kita cipta gugusan puisi
lalu protes dengan cara kita, menghantar suara pekik
dan raung~ memukau dan membakar jiwa raga
dengan cara apa sekalipun, biar sampai matlamatnya
dan usah persoalkan siapa kita.
ONN ABDULLAH
Majalah Masa,
Jun, 2006.
Friday, August 1, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment